Tampilkan postingan dengan label Sajak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sajak. Tampilkan semua postingan

Selasa, 29 April 2014

Sekarang tebak, siapakah aku?

Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku.

Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarimu.

Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku. Ketika kau kecil, aku selalu haru mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.

Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?

Senin, 14 April 2014

Gelap Benderang.

Menelan rasa pelik, ingin rasanya aku gusar akan semua ini. Melayang dan melepaskan semua angan angan tentang dirimu. Aku tidak bodoh, aku tidak pintar. Hanya saja kau yang tak beraturan. Disaat ku tertatih mengeringi langit yang mulai menggelap, aku sadar bahwa sudah tidak akan lagi cahaya yang nampak. Hanya kecauwan burung-burung walet yang silih bergandi membisikan kicaunya kedalam kuping ku.

Ini sangat ramai. Ini sangat sepi. GELAP sudah menyapu seluruh pandangan mata yang hanya membuat pandangan lurus. Dan..., perlahan namun pasti tatapan ini pun perlahan memburam oleh galaknya gulita. Aku binggung,

Jumat, 04 April 2014

Matahari


Aku adalah mentari. Meski aku selalu menyinari bumi, dan memantulkan binar ke rembulan, Aku tidak akan lelah memancarkan sinar ku ini. Karna dibalik emosi yang amat membara ini aku menyimpan sejuta tabir. Tabir kebencian, ke fanaan, dan ke egoisan. Aku tidak akan selamanya bersinar. Dan mungkin besok aku akan pergi karna penyakit ku ini. Atau paling tidak menjauh dan meredup dari kalian. Kalian yang selalu mendustakan akan ketiadaan suatu asa. Kalian yang datang dengan kebohongan Cinta.

Namun, aku sadar bahwa tidak ada kehendak yang sangat meng-ilhami dasar pemikiran ku ini. Aku hanya menjalankan takdir. Memperkaya hati dan tekat-ku untuk terus berusaha bersinar dan berbinar. Tak usah kau fikirkan ke egoisan ku! Aku hanyalah ciptaannya yang akan lenyap. Dan begitupun kalian juga. Disini aku berdiri. Disi aku menanti. Walau raga ini telah terperih. Aku kan mencoba selalu menanti.

Tuhan berikan aku kekuatan untuk hidup ku yang singkat ini. Izinkan aku selalu setia menyinari dan selalu mengasihi hingga batas ku tiba nanti.

Muhammad Luthfi.

03-04-2014, 10:59PM.